Diskusi milis sc-ina@yahoogroups.com dengan nara sumber Pak The (Prof. The Houw Liong, ITB) berlangsung semakin menarik.
Resume Diskusi per 9 Februari 2007 (melanjutkan resume diskusi sebelumnya)
- Pak Son Kuswadi menggarisbawahi penggabungan ANFIS dengan model hidrologi, yang perlu didiskusikan lebih dalam dan teknis. Dua contoh yang diberikan :
- Riset Prof.Henk Vanbruggen (TU Delft) yang pernah dibahas di salah satu papernya, bahwa gabungan antara model taklinier semacam ANN dan FUZZY atau gabungannya ANFIS itu akan lebih meningkatkan akurasi dari model tersebut.
- J. Forester dengan “Industrial Dynamics”-nya mampu memodelkan sistem rumit dan saling kait mengait itu dengan cara yang sederhana (seringkali Cuma dengan orde satu untuk suatu sub-sistem).
Saat ini PENS ITS bekerjasama dengan Keio University, NICT (National Institute of Information Technology) dan salah satu universitas di Finland sedang berkolaborasi untuk membuat “Global Disaster Management”, di mana pemodelan sistem kompleks bencana merupakan salah satu core dari penelitian bersama ini.
- Pak Yusro mengulas paper tentang DSS (Decison Support system oleh Slobodan P. Simonovic, Ph.D., P.Eng. di http://www.citeseer.ist.psu.edu/341812.html) untuk memprediksikan banjir di Red River. DSS ini dibuat karena pada tahun 1997 terjadi banjir hebat di sungai tersebut yg mengakibatkan kerugian besar di 2 negara yg dilalui sungai tsb (US & Canada). DSS ini (REDDES- Red River Decision Support System) dibuat dgn menggabungkan bbrp tools yg sebenarnya sudah dibuat a.l hidrologi dsb.
- Tanggapan Pak The :
- data terperinci masih belum didapat (cukup mahal dan perlu waktu) model awal dapat menggunakan model dinamik Jay Forrester dengan masukan tinggi muka air dan curah hujan dan keluaran ialah debit air yang dapat disalurkan melalui sungai dan banjir kanal, dengan demikian kita dapat memperkirakan limpasan sebagai fungsi dari waktu.
- Masalah yang dihadapi ialah peralatan yang terbatas, misalnya belum punya radar cuaca yang dapat dioperasikan secara terus menerus, pengukur hujan automatic yang tersebar cukup rapat, data masa lampau yang terpercaya, dst. Model yang dibangun harus dapat bekerja dengan keterbatasan tsb tetapi prediksinya cukup akurat.
- Pak Rudi menanyakan mengenai satuan waktu (dt). Kalau satuannya harian, banjir akan sulit diprediksi karena banjir adalah fenomena sesaat.
- Menanggapi pertanyaan pak Rudi, Pak The menjelaskan bahwa time step itu disesuaikan dengan sifat prediksinya. Prediksi jangka panjang misalnya, time stepnya dt tahunan. Untuk prediksi jangka menengah, dt bulanan. Prediksi jangka pendek (beberapa minggu sebelum kejadian), dt lima harian. Nowcasting (beberapa hari atau jam sebelum kejadian) dt harus jam-jaman.
- Masukan dari Pak F. Heru Widodo
- Sebenarnya prediksi ANFIS cukup akurat, terbukti besarnya curah hujan wilayah DKI sampai dengan tanggal 4 Pebruari dapat ditangkap oleh model ANFIS yang dikembangkan selama 4 tahun ini.
- Dari hasil running menggunakan data curah hujan s.d. tgl 4 Pebruari 07, terlihat curah hujan periode pentad (5 harian) pada taggal 4 Pebruari 07 cukup tinggi dan diprediksi curah hujan di Jakarta masih akan tinggi s.d maret, walaupun kecenderungannya mulai menurun.
- Model ini hanya akan efektif kalau data yang tersedia juga baik, dalam arti runtut dan selalu diupdate terus. Kalau saja model ANFIS periode 5 harian yang dikembangkan itu di running setiap 5 hario sekali setelah ada masukkan data baru, pasti akan menjadi alat EWS yang cukup handal.
- Pak Rudi memberikan kontribusi dua paper yang ditulis bersama Prof.Budi I.Setiawan (IPB) mengenai aplikasi neural network untuk memprediksi aliran sungai dan model hidrologi.
PS: Sekiranya ingin turut berdiskusi silakan bergabung ke milis sc-ina@yahoogroups.com dengan mengirimkan email ke sc-ina-subscribe@yahoogroups.com